Selasa, 04 Oktober 2016

Bumi Itu Bulat


Dahulu bumi itu dianggap datar yang didukung oleh gereja Nasrani dan orang-orang Yahudi. Karena mereka percaya kalau bumi itu datar, orang tidak berani berlayar jauh untuk mencari ikan karena mereka takut jatuh dari air terjun ke lubang gelap (dark hole) di ujung bumi.

Dalam astronomi, heliosentrisme merupakan teori yang berpendapat bahwa Matahari bersifat stasioner dan berada pada pusat alam semesta. 

Kata ini berasal dari bahasa Yunani (ήλιος Helios = Matahari, dan κέντρον kentron = pusat). Secara historis, heliosentrisme bertentangan dengan geosentrisme, yang menempatkan Bumi di pusat alam semesta. 

Diskusi mengenai kemungkinan heliosentrisme terjadi sejak zaman klasik. Barulah ketika abad ke-16 dapat ditemukan suatu model matematis dapat meramalkan secara lengkap sistem heliosentris, yaitu Nicolaus Copernicus, seorang ahli matematika dan astronom. 

Pada abad berikutnya, model tersebut dijabarkan dan diperluas olehJohannes Kepler dan pengamatan pendukung dengan menggunakan teleskop diberikan oleh Galileo Galilei. 

Akibat pandangannya yang itu, Galileo Galilei dianggap merusak iman Kristen dan diajukan ke pengadilan gereja Italia tanggal 22 Juni 1633. Pemikirannya tentang matahari sebagai pusat tata surya bertentangan dengan ajaran Aristoteles maupun keyakinan gereja. Ia dihukum dengan pengucilan (tahanan rumah) sampai meninggalnya. 

Baru pada tahun 1992 Paus Yohanes Paulus II menyatakan secara resmi bahwa keputusan penghukuman itu adalah salah, dan dalam pidato 21 Desember 2008 Paus Benediktus XVI menyatakan bahwa Gereja Katolik Roma merehabilitasi namanya sebagai ilmuwan.

"Dia menciptakan langit dan bumi dengan benar; Dia menutupkan (takwir)  malam atas siang dan menutupkan (takwir) siang atas malam...", (QS. Az-Zumar : 5).

Dalam Al Qur'an, kata-kata yang digunakan untuk menjelaskan tentang alam semesta sungguh sangat penting. Kata Arab yang diterjemahkan sebagai "menutupkan" dalam ayat di atas adalah "takwir". Dalam kamus bahasa Arab, kata ini digunakan untuk menggambarkan pekerjaan membungkus atau menutup sesuatu di atas yang lain secara melingkar, sebagaimana surban dipakaikan pada kepala.

Keterangan yang disebut dalam ayat tersebut tentang siang dan malam yang saling menutup satu sama lain berisi keterangan yang tepat mengenai bentuk bumi.*


Tidak ada komentar:

Posting Komentar