Senin, 03 Oktober 2016

Bercinta Dengan Puisi


A. NOTA BENE : AKU KANGEN 
Oleh : W.S. Rendra

Lunglai - ganas karena bahagia dan sedih, 
indah dan gigih cinta kita di dunia yang fana. 
Nyawamu dan nyawaku dijodohkan langit, 
dan anak kita akan lahir di cakrawala. 

Ada pun mata kita akan terus bertatapan hingga berabad-abad lamanya. 
Juwitaku yang cakap meskipun tanpa dandanan 
untukmu hidupku terbuka. 
Warna-warna kehidupan berpendar-pendar menakjubkan 
Isyarat-isyarat getaran ajaib menggerakkan penaku. 
Tanpa sekejap pun luput dari kenangan padamu 
aku bergerak menulis pamplet, mempertahankan kehidupan. *

B. Gencarnya Cahaya Jiwaku
Oleh: Taufik Ismail

Lampu jiwaku terbakar tanpa henti, menyentuh lukanya seumur hidup, bersinar dengan kenang-kenangan itu.

Diam-diam kuberjuang untuk melepaskan, tapi aku lelah mendaki, menangis dengan rasa sakit yang menuakan hati, memikunkan pikiran.

Kenangan yang tak terlupakan, menempel seperti kawat duri, yang menusuk jantung dalam.

Hidup dengan curahan kesedihan, terjebak dalam perangkap masa lalu, terikat dengan semua perasaan dari sana.

Tidak mampu lepaskan, jatuh ke lutut, menangis menuju langit, berharap untuk penangguhan hukuman.

Terus tanpa suara di bawah kehormatan yang tersembunyi dari kehidupan, merayap menuju lampu jiwaku, mencari, terbakar terus-menerus, menyentuh pikiran hatiku yang rapuh dan khidmat.

Nyeri.*

C. Romansa 2 Hati
Oleh: Muhar Omtatok

Ketika 2 hati merasa satu jiwa,
matipun jadi deklarasi pengukuh sumpah.
Rasa bermufakat dengan nafsu,
Mengorbankan hati jadi kambing hitam.

Ketika 2 hati merasa satu makna,
Nadipun rela putus tanda ikrar biru.
Bukan sua bila hanya sebentar,
karena dekapan birahi jadi alibi tanda kasih.

Ketika 2 hati merasa beda arah,
Sumpah janji kehilangan makna kudus.
Anatomi dendam berkolaborasi dengan benci tanpa sebab.
Karena Romansa 2 Hati hanya percikan air suci nirwana di atas tungku neraka.*

D. Candra
Oleh: Armijn Pane

Badan yang kuning-muda sebagai kencana,
Berdiri lurus di atas reta bercaya,
Dewa Candra keluar dari istananya
Termenung menuju Barat jauh di sana.
Panji berkibar di tangan kanan, tangan kiri
Memimpin kuda yang bernapaskan nyala;
Begitu dewa melalui cakrawala,
Menabur-naburkan perak ke bawah sini.
Bisikan malam bertiup seluruh bumi,
Sebagai lagu-merawan buluh perindu,
Gemetar-beralun rasa meninggikan sunyi.
Bumi bermimpi dan ia mengeluh di dalam
Mimpinya, karena ingin bertambah rindu,
Karena rindu dipeluk sang Ratu Malam.*

E. Cinta Nan Agung
Oleh: Kahlil Gibran

Adalah ketika kamu menitikkan air mata,
dan masih peduli terhadapnya.
Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu masih
menunggunya dengan setia.

Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain,
dan kamu masih bisa tersenyum sembari berkata ‘Aku
turut berbahagia untukmu’.

Apabila cinta tidak berhasil, bebaskan dirimu.
Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya,
dan terbang ke alam bebas lagi .
Ingatlah...
bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan
kehilangannya..
tapi...
ketika cinta itu mati...
kamu tidak perlu mati
bersamanya…

Orang terkuat bukan mereka yang selalu menang,
melainkan mereka yang tetap tegar ketika
mereka jatuh.*



Tidak ada komentar:

Posting Komentar